Malam Minggu Palma – Stasi St Philipus Arengka Ujung

Perayaan Minggu Palma 2013 di wilayah Paroki St Paulus pertama kali dilakukan di Stasi St Philipus Arengka Ujung, yang dilaksanakan di Gereja Oikumene – Gereja stasi telah disegel oleh bapak walikota periode lalu, sehingga umat stasi ini beribadat setiap malam Minggu -, diawali dengan penerimaan Sakramen Tobat.

Sakramen Tobat yang dimulai pukul 18.00 dilayani oleh Pastor Ignasius Zaluchu, SX, Pastor Ottelo Casali, SX, dan Pastor tamu dari Jakarta, Pastor Alfonsus Widhi, SX. Dijadwalkan Misa (Malam) Minggu Palma dimulai jam 19.00, namun karena banyaknya pengakuan dosa, maka dimulai dengan sedikit terlambat. Pastor Casali, SX tetap melayani pengakuan sementara Misa dimulai, dipersembahkan oleh Pastor Alfons, SX.

Daun-daun Palma yang telah disiapkan di meja di luar bangunan gereja diberkarti oleh Pastor, dibagikan kepada umat, dilanjutkan dengan perarakan memasuki gereja diiringi dengan lagu yang dinyanyikan bersama-sama.

Homili disampaikan oleh Pastor Alfons secara singkat dan ceria, yang mengingatkan bahwa tanda umat Katolik adalah ‘dipanggil’ untuk ‘berbahagia’.  Umat Katolik menggambarkan semangat dalam mengikuti jejak Kristus. Keberadaan orang Katolik seolah-olah menjadi jiwa dalam tubuh, jiwa dalam dunia. Dipanggil untuk mengikuti jejak Kristus agar kita bisa diangkat menjadi anak-anak Allah. “Jejak” Kristus dalam hal ini ‘dijaga’ agar kita bisa meneladani bagaimana menjadi raja yang melayani.

Seperti bapa Paus kita yang baru saja terpilih, Bapa Paus Fransiskus, yang menjadi ‘raja’ namun memilih merayakan Misa bersama kaum papa. Hal ini sudah merupakan suatu permulaan, suatu contoh konkrit untuk ‘mempopulerkan’ raja yang melayani, dengan semangat melayani dan memegang teguh Janji Kristus agar kita tetap setia, karena Kristus setia kepada kita.

Dalam pengumuman, ketua Stasi Bapak AC Totok mensosialisasikan kembali rangkaian kegiatan Tri Hari Suci dan Perayaan Paskah untuk hari  Minggu mendatang. Dihimbau agar pada Jumat Agung yang akan datang agar umat tidak mengenakan pakaian berwarna hitam, karena Jumat Agung bukan merupakan peristiwa duka. Serta, amplop APP agar disiapkan.

Misa selasai pukul 20.45 diiringi hujan agak lebat. Umat masih berkumpul di gereja untuk menyapa para Pastor dan sesama umat barang sejenak untuk kemudian kembali ke rumah masing-masing dengan membawa semangat.

MIngfu Palma Arengka Ujung

Tinggalkan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.