Misteri Paskah

-Denis Maurice-Easter Morning or Easter Mystery

-Denis Maurice-
Easter Morning or Easter Mystery

Misteri Paskah = Karya Penebusan umat manusia dan pemuliaan Allah yang sempurna yang telah diawali dengan karya agung Allah di tengah umat Perjanjian Lama dan diselesaikan oleh Kristus Tuhan, terutama melalui sengsara, wafat, kebangkitan Kristus dan kenaikannya ke Surga. Dengan misteri itu Kristus “menghancurkan maut kita dengan wafat-Nya, dan membangun kembali hidup kita dengan kebangkitan-Nya.  Sebab dari lambung Kristus yang beradu di salib muncullah sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan. (SC 5)

Dalam liturgi dihadirkan misteri ini, teristimewa:

  • Dalam sakramen permandian karena di dalamnya orang yang dibaptis diikutsertakan dalam kematian dan kebangkitan Kristus dan menerima Roh Kudus yang mempersatukan mereka dalam imamat Kristus, dan
  • Dalam sakramen ekaristi yang menghadirkan kemenangan Kristus atas maut, sehingga yang mengambil bagian di dalamnya mewartakan wafat-Nya yang menyelamatkan sampai Dia akan kembali.  Misteri agung ini yang dirayakan dalam liturgi, dihayati disaksikan dan diwartakan  dalam seluruh hidup kristiani.

 

Paskah dalam Perjanjian Lama

Istilah “Paskah” berasal dari kata “pascha” (bahasa aramaic) dan “pesah” (bahasa Ibrani).

 Arti awal istilah “paskah”

Awal istilah paskah (sebelum ada kaitannya dengan peristiwa keselamatan dalam Kitab Suci) ialah: “melewatkan” – “melangkaui” – “melompat” dan berasal dari suatu upacara tarian yang diadakan oleh para gembala pada awal musim semi ketika mengantar kawanan dombanya dari kandang ke padang / gunung. Dalam upacara itu sudah ada kebiasaan untuk mempersembahkan seekor anakdomba untuk memohon restu dalam pekerjaan selanjutnya; daging anak domba itu dimakan bersama untuk memperkuat tali persaudaraan dalam keluarga

 Pembebasan dari perbudakan di Mesir.

Istilah “paskah” tadi, diaplikasikan oleh orang Israel pada peristiwa yang terjadi di Mesir, juga pada musim semi, di mana malaikat Tuhan yang datang membunuh anak sulung orang Mesir dan melewatkan rumah-rumah orang Israel yang ditandai dengan darah anak domba. Maka sejak itu “paskah” bagi orang Israel berarti: Karya agung Yahweh yang membebaskan orang Israel dari perbudakannya di Mesir dan mengantar mereka pada gunung Sinai di mana telah diadakan perjanjian antara Yahweh dan bangsa Israel. Peristiwa ini diperingati dengan “perayaan paskah” yang diadakan setiap tahun oleh orang Israel pada malam bulan purnama yang pertama dalam musim semi.

Paskah = pembebasan / peralihan dari perbudakan pada hidup merdeka. Peristiwa ini dikenang dan dirayakan setiap tahun.

 Perayaan Pengenangan:

Pesta peringatan ini mempunyai selalu dua unsur yang terdapat dalam peristiwa pembebasan orang Israel dari Mesir, yaitu :

1) Penyembelihan anak domba dan memakan dagingnya dalam suatu perjamuan.

2) Roti tak beragi , kenangan akan roti yang dimakan orang Israel saat keluar dari Mesir.

 

“Hari ini akan menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk selamanya”. (Kel. 12:14)

Dalam perjamuan paskah itu dipergunakan pula semua unsur symbolis yang membantu untuk mengenang dan mengagumi karya besar Tuhan: anak domba, roti tak beragi, sayur pahit, perjamuan malam hari.

Dari tahun ke tahun bertambahlah pula peristiwa agung lain dalam sejarah bangsa Israel yang patut ikut dikenang dan dirayakan sebagai ucapan syukur kepada Allah Sang Penyelamat mereka, misalnya: pembebasan mereka dari pembuangan di Babilon.  Akhirnya melalui refleksi iman, mereka sanggup melihat seluruh sejarah mereka diwarnai oleh peristiwa-peristiwa pembebasan dari sesuatu yang kurang baik untuk mencapai suatu hidup yang lebih baik.

Peristiwa-peristiwa penting yang diwarnai makna paskah ialah: 

  1. Penciptaan dunia,
  2. Perjanjian Allah dengan Abraham,
  3. kelahiran Ishak,
  4. persembahan Ishak,
  5. keluaran dari Mesir,
  6. Pembebasan dari Babilon,
  7. harapan akan kedatangan Sang  Almasih.

Maka peristiwa paskah menjadi kunci untuk menginterpretasikan seluruh sejarah sebagai sejarah keselamatan.

Dengan memperingati karya agung keselamatan yang dikerjakan Allah dalam hidup mereka, bangsa Israel memperkuat iman, memperkokoh keyakinan mereka sebagai bangsa milik Tuhan, mengarahkan pikiran mereka akan kedatangan Sang Almasih / Sang Penyelamat Agung pada akhir zaman .  Maka sifat perayaan itu ialah pertama pujian syukur kepada Allah atas karya agung yang dikerjakannya demi keselamatan dan kesejahteraan bangsa Israel.

Dalam ritus syukuran orang Israel (hallel) dikatakan:

Setiap orang di setiap generasi harus menganggap diri bahwa dia sendiri keluar dari Mesir… karena Yang Kudus – terberkatilah Dia – tidak membebaskan hanya leluhur  kita, melainkan kita juga telah dibebaskan-Nya bersama-sama dengan mereka. Karena itu adalah tanggung jawab kita untuk mengucap syukur dan pujian, merayakan  dan memuliakan Yang telah membuat bagi kita dan bagi leluhur kita semua karya agung itu, Yang telah menarik kita dari perbudakan kepada kebebasan, dari penaklukan pada penebusan, dari penderitaan pada kebahagiaan, dari duka cita pada suasana pesta, dari kegelapan pada terang yang indah. Maka di hadapan-Nya mari kita berseru: Alleluya

Lalu ritus itu dilanjutkan dengan permohonan agar Tuhan meneruskan karya agung serupa di masa mendatang:

Demikianlah, ya Tuhan Allah kami dan Allah leluhur kami, buatlah agar kami sampai dalam keadaan sehat pada pesta-pesta dan perayaan-perayaan yang akan datang, dengan gembira karena renovasi kota-Mu dan bahagia dalam ibadat kepada-Mu. Pada waktu itulah kami akan makan anak domba paskah yang darahnya akan tercurah pada dinding altar-Mu dan kami akan mempersembahkan kepada-Mu lagu baru karena penebusan kami”

Komunitas yang merayakannya:

Pesta peringatan “paskah” ini awal mula dirayakan dalam keluarga masing-masing: “Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba, menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.” (Kel 12:3)  Selanjutnya, ketika orang Israel sudah berada di tanah terjanji (Palestina) pesta ini dirayakan di Bait Allah di Yerusalem tetapi daging anak domba yang disembelih di bait Allah dibawa pulang untuk dimakan di rumah masing-masing. Demikianlah dengan makan bersama anak domba paskah itu mereka merasa dipersatukanan sebagai anggota keluarga dan sebagai anggota bangsa Israel dengan tali persaudaraan lebih kuat dari hubungan darah keluarga mereka sendiri. Dengan merayakan paskah bersama di Jerusalem diperbaharui perjanjian dengan Allah dan diperkokohkan kesadaran bahwa mereka adalah bangsa yang dipilih dan dimiliki Tuhan.  Maka yang mengambil bagian di dalamnya tidak boleh adanya orang asing dan orang Israel sendiri harus mengadakan sebelumnya upacara pemurnian diri.

 Paskah sebagai pusat segala ibadat orang Israel:

 Sunatan: Penyunatan diadakan berkaitan dengan perayaan paskah, dengan demikian orang yang disunat  dan menjadi anggota umat Israel seoalah-olah darahnya dipersatukan dengan darah anak domba dan berkenan kepada Tuhan.

 

  • Anak domba yang disembelih setiap pagi dan malam di bait Allah

 (Kel 29:38-42) tujuannya sebagai peringatan tetap perjanjian antara Allah dan bangsa Israel. Pada waktu yang sama di dalam keluarga dan di sinagoga diadakan doa “shemah”, persembahan pujian syukur berkaitan dengan perjanjian paskah.

  •  Perayaan hari sabat: Peringatan akan penciptaan dunia dan akan perintah untuk menguduskan hari Sabat dirayakan pula sebagai peringatan akan pembebasan dari kerja paksa di Mesir.
  •  Pesta kemah-kemah: Peringatan akan waktu Tuhan menuntun bangsa Israel di padang gurun dan tinggal bersama mereka di tenda, “berpacaran” bersama mereka mempersiapkan saat perjanjian yang disahkan dalam perayaan paskah.

Demikianlah Paskah, pusat sejarah keselamatan menjadi pusat hidup bermasyarakat (kesepuluh perintah Allah yang diterima di gunung Sinai sebagai bagian dari perjanjian antara Allah dan bangsa Israel menjadi pula anggaran dasar untuk bangsa israel) dan pusat segala ibadat dan liturgi orang Israel.

Peristiwa Paskah dalam Perjanjian Baru

Peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus telah terjadi bertepatan waktu dengan satu perayaan paskah (pasti bukan kebetulan!), maka penyerahan diri dengan rela yang dilakukan oleh Yesus dengan wafatnya di kayu salib yang mengantar Dia pada kebangkitan, penyerahan itu telah dibaca dan dimengerti oleh para rasul dengan kategori pikiran paskah orang Yahudi.  Paskah orang Yahudi melambangkan apa yang akan diwujudkan dalam Paskah Kristus. Beberapa perlambangan, antara lain, mis:

  • Anak domba paskah ialah sebenarnya Kristus yang telah mencurahkan darah-Nya demi keselamatan kita   “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”(I Pt 1:18-19). Lihat juga: Ikor 5:7.  Yohanes dengan sengaja menunjukkan bahwa Yesus disalibkan pada waktu orang Israel sedang memotong anak domba untuk perjamuan paskah mereka dan sama dengan anak domba yang tidak boleh dipatahkan tulang demikian pula pada diri Yesus tidak dipatahkan kakinya (Yoh 19:33-36)
  • Ular yang ditinggikan di padang gurun sebagai tanda keselamatan melambangkan Yesus yang disalibkan (Yoh 3:14)
  • Manna di padang gurun melambangkan roti ekaristi (roti perjamuan paskah). (Yoh 6:35)
  • ·Musa yang baru ialah Yesus (Kis 3:22)
  • Imam agung yang baru yang mempersembahkan kurban paskah ialah Yesus yang mempersembahkan diri-Nya (Ibr 9:19-26)

 

Misteri Paskah di dalam Gereja

 Perayaan: Fokus perhatian dalam perayaan paskah ialah peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus, yaitu kemenangan atas maut yang dibuat oleh Yesus dengan kebangkitannya.  Kemenangan itu dilihat sebagai “peralihan/penyeberangan” dari hidup lama pada hidup baru. Peralihan ini telah dilambangkan dalam penyeberangan laut merah oleh orang Israel yang beralih dari perbudakan di Mesir dan memperoleh hidup sebagai bangsa yang bebas.

Paskah ialah ‘peralihan/penyeberangan’ dari Tuhan yang melalui sengsara dan wafat-Nya sampai pada hidup dengan mengantar pada hidup juga semua orang yang percaya kepada-Nya

(St. Augustinus).


Di dalam hidup orang beriman peralihan itu terjadi melalui Sakramen Baptis.  Maka Sakramen baptis adalah buah pertama dari misteri Paskah dan dirayakan pula sebagai upacara utama dalam upacara malam Paskah. Baptis serta pembaharuan hidup Kristiani mendapat fokus utama juga dalam masa persiapan Paskah (masa prapaskah). Bersama dengan Sakramen Baptis dirayakan pula Sakramen Ekaristi.

resurrection

BURNAND Eugène (1850-1921 )
The Disciples Peter and John Running Towards the Tomb on the Morning of the Resurrection
1898

Di dalam Sakramen Ekaristi dihadirkan Sang Anak Domba Allah yang mencurahkan darah-Nya demi keselamatan umat-Nya dan yang tubuh-Nya dan darah-Nya disambut orang beriman sebagai bekal dan kekuatan dalam perjalanan hidupnya.  Misteri Paskah ini dirayakan dalam Tri Hari Paskah dan mencapai puncaknya pada upacara malam Paskah. Apa yang dirayakan selama tiga hari paskah itu merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan tidak boleh dipisah-pisahkan.

Perayaan misteri paskah mempunyai selalu tiga dimensi:

  1. Mengenangkan peristiwa keselamatan yang sudah terjadi dalam sejarah (wafat dan kebangkitan Kristus).
  2. Menghadirkan keselamatan yang telah disebabkan oleh peristiwa yang dikenangkan.
  3. Menantikan agar keselamatan itu terwujud sepenuhnya di masa mendatang.

 

“Tuhan telah wafat, Tuhan telah bangkit, dan Tuhan akan kembali”

Perayaan misteri paskah adalah pusat dan sumber sakramen-sakramen lain dan seluruh liturgi dan hidup Kristiani.  Yang dirayakan selama tri hari Paskah diperbaharui secara lebih sederhana dalam perayaan Ekaristi setiap hari Minggu, sehingga hari Minggu disebut “Paskah kecil”. bahkan perayaan Ekaristi diulangi setiap hari dengan tujuan agar orang beriman dapat mewujudkan secara konkrit di dalam hidupnya sehari-hari misteri wafat dan kebangkitan Kristus yang dirayakan dalam ibadat Ekaristi.  Maka hidup Kristiani ditandai dengan misteri keselamatan yang sudah mulai terwujud, namun masih terbuka untuk mencapai kesempurnaan di masa mendatang. Hidup Kristiani ialah mewujudkan dalam hidup sehari-hari misteri yang dirayakan dalam sakramen-sakramen dan menghayati secara konkrit apa yang kita terima dalam iman sambil mengharapkan tercapainya kesempurnaan.

 

Perayaan misteri Paskah dalam Tri Hari Paskah

Kamis Putih.

Perayaan dimulai hari Kamis Putih dengan mengenangkan perjamuan malam terakhir. Yang dikenangkan dan dirayakan dalam upacara ini ialah: Sakramen Ekaristi, Sakramen Imamat, dan hukum cinta kasih yang dinyatakan dalam upacara pembasuhan kaki.

Jumat Agung

Pada Hari Jum’at Agung liturgi berkisar pada ‘salib’ menurut pandangan Yohanes. Hari ini bukan hari duka cita (warna liturgi ialah merah, bukan hitam!), melainkan hari untuk memandang dengan penuh cinta pada kurban berdarah Kristus di atas salib, sumber keselamatan kita. Umat beriman menyatukan diri dengan kurban Kristus melalui puasa dan pantang. Dalam upacara tidak dirayakan Ekaristi, melainkan hanya Ibadat Sabda dengan Kisah sengsara dan wafat Kristus. Komuni yang diterima ialah dari Ekaristi yang dirayakan pada hari Kamis Putih.

Hari Sabtu

Hari sabtu ialah tanpa upacara liturgi, kecuali untuk doa ibadat harian: Melalui doa kita menemani Kristus yang sudah menang di atas salib dan sekarang turun ke tempat penantian dan jenazah-Nya dibaringkan di dalam kuburan. Suasana sesal dan tobat menjadi ciri khas hari Sabtu suci.

Malam Paskah:

Malam Paskah adalah  puncak perayaan Paskah. Kristus yang bangkit, adalah cahaya dunia, dan sang penyelamat umat manusia dari dosa dan maut. Keselamatan itu sudah dapat diperoleh sekarang melalui sakramen permandian yang menyatukan orang beriman dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Kesatuan dengan Kristus yang bangkit mencapai puncaknya dalam perayaan Ekaristi.

Minggu Paskah

 Misteri Kebangkitan Kristus diteruskan perayaan-Nya pada Hari Minggu Paskah.

 

Bahan ini disusun oleh Pastor Franco SX dari berbagai sumber, dengan sumber utama dari “Mistero Pasquale” karangan P Srci yang terdapat di :Sigouario Liturgico”. Disampaikan di pertemuan Wilayah 2 di Rumbai, 16 Februari 2013

Tinggalkan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.