3 Perumpamaan : Sebagai bekal untuk menghadapi tiga jenis godaan sepanjang jaman

Dalam Injil Matius, Yesus menceritakan 7 perumpamaan mengenai Kerajaan Surga, tiga di antara perumpamaan itu diceritakan Yesus sebagai bekal untuk menghadapi tiga jenis godaan yang dialami oleh komunitas murid-muridNya, yaitu, oleh Gereja sepanjang zaman.

Perumpamaan: ‘benih yang baik’, ‘biji sesawi’ dan ‘ragi’.

  • Godaan pertama: adalah godaan untuk memisahkan orang yang benar dan orang yang tidak benar dalam Gereja. Orang yang merasa diri orang suci mau mengucilkan orang berdosa (Mat 13:24-30 benih yang baik dan lalang).
  • Godaan kedua: mempergunakan uang dan sarana yang mewah sebagai jalan untuk mengembangkan Kerajaan Allah dan Gereja. (Mat 13:31-32 biji sesawi).
  • Godaan ketiga: Putus asa karena hasilnya tak nampak (Mat 13:33 ragi).

Kalau penginjil Markus dan Lukas dari pada pakai istilah Kerajaan sorga, mereka pakai istilah Kerajaan Allah. Maknanya sama.

Perumpamaan itu bukanlah sebuah dongeng.

Perumpamaan adalah satu cerita yang dikembangkan dari unsur alam atau dari situasi kehidupan masyarakat sehari-hari, dan merupakan satu media komunikasi sosial yang sering dipakai pada waktu itu, “satu sarana didaktis”, yang melibatkan para pendengar sedemikian rupa sehingga mereka harus mengambil sikap, pro atau kontra terhadap apa yang ditawarkan kepada mereka.

Yesus mengambil alih dari 3 unsur alam: biji gandum, biji sesawi, dan ragi untuk menjelaskan suatu realitas baru yang mau dibangun oleh Yesus, dan realitas baru itu oleh Yesus disebut Kerajaan surga atau kerajaan Allah.

Mengapa penginjil Matius mempergunakan istilah “Kerajaan surga” dan bukan “kerajaan Allah”?  Sebab Matius adalah orang Israel yang telah menjadi murid Yesus dan ia menulis injilnya untuk orang Israel yang telah menjadi murid Yesus.

Dan orang Israel, sebagai hormat, tidak menulis dan tidak mengucapkan nama Allah; mereka mempergunakan sebuah lambang, yaitu surga.

Maka istilah “Kerajaan surga” dan “kerajaan Allah”, maknanya sama.

Kerajaan Surga atau Kerajaan Allah itu, apa?.

Dengan istilah Kerajaan surga atau Kerajaan Allah tidak dimaksudkan kerajaan “di dalam surga” yaitu, suatu situasi setelah manusia mati.

Kerajaan Allah atau Kerajaan surga yang dimaksudkan oleh Yesus adalah suatu masyarakat baru, suatu masyarakat alternatif,  yang mau dibangun Yesus di dunia ini, yang akan lahir apabila manusia rela (karena Yesus hanya menawarkan, Ia tidak pernah memaksa atau mengancam) melakukan apa yang diwartakanNya dalam Khotbah di Bukit, yang intinya adalah ke 8 Sabda Bahagia. (Matius bab 5 s/d bab 7).

Khotbah Yesus di bukit membuka relasi baru antara Allah dan manusia, yaitu, Yesus, Anak Bapa,  membuka relasi baru antara Bapa dan manusia sebagai anakNya, yang menggantikan relasi yang telah ditetapkan oleh Musa berdasarkan Hukum Taurat, yang intinya adalah ke 10 perintah Allah, di mana Allah itu bagaikan Penegak hukum dan Hakim terhadap manusia, dan manusia adalah hamba.

Dalam sabda bahagia yang pertama, Yesus bersabda,”Berbahagialah orang miskin oleh roh, karena bagi merekalah kerajaan Allah.” (Mat 5:3)

Orang miskin oleh roh, bukanlah manusia yang dijadikan miskin oleh sistem ekonomi, yang tidak punya harta atau uang. Yesus tak pernah menyatakan bahwa kemiskinan itu merupakan situasi yang membahagiakan.”

Sebaliknya. Yesus menunjukkan cara untuk melenyapkan akar kemiskinan itu sendiri dengan berkata,”Berbahagialah orang miskin oleh roh”. Orang miskin oleh roh adalah orang – yang dengan penuh kesadaran – mengambil keputusan untuk berbagi apa yang ia miliki (kekayaan kepribadian, pengetahuan, harta dan uang), agar orang miskin – kendati mereka membanting tulang – dapat menikmati taraf hidup yang lebih layak.

Dengan berbagi menurut kemampuannya, orang tidak menjadi miskin dan orang sengsara dapat menikmati taraf hidup yang lebih layak.

Atau dengan kata lain: orang yang miskin oleh roh adalah manusia yang mau hidup seperti Yesus, yaitu: melayani dari pada berkuasa, berbagi apa yang dimiliki untuk mengurangi penderitaan sesama, dari pada keserakahan, dan menjadi yang terakhir terdorong oleh kasih daripada main gensi-gensian yaitu memandang sesama lebih rendah dari dirinya sendiri. Di mana orang berelasi dengan demikian satu sama lain, di situlah terwujud Kerajaan surga atau Kerajaan Allah, yaitu kasih Allah mengalir di hati mereka. Dengan demikian Allah diberi kesempatan merajai manusia dengan kasihNya. Allah menjadi raja manusia dan manusia menjadi kerajaan Allah.

Orang miskin boleh berbahagia sebab sekarang ada komunitas Yesus, masyarakat baru, masyarakat alternatif, yang memikirkan nasib mereka, yang menyibukkan diri untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan guna menikmati taraf hidup yang lebih manusiawi.

Itulah Kerajaan sorga atau Kerajaan Allah.

Perumpamaan dan Godaan

Perumpamaan pertama – godaan pertama

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.  Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.

Jadi: ada benih yang baik: gandum; dan ada benih lalang.

Apakah lalang itu? Lalang itu: ketika tumbuh dan berkembang lalang itu sangat mirip dengan gandum. Akan tetapi menjelang saat menjadi matang, bulir lalang berwarna hitam, beracun dan membuat orang mengantuk dan tertidur.

Gandum : diolah menjadi roti dan menghidupi manusia,

Lalang : membuat orang mengantuk dan tertidur, meracuni manusia, membawa kematian.

Acuannya siapa?  Benih yang baik adalah mereka yang menerima ke 8 sabda bahagia, terutama yang pertama: yang mengucap bahagia orang miskin oleh roh, yaitu semua orang yang dengan penuh kesadaran mengambil keputusan untuk untuk berbagi apa yang mereka miliki untuk mengurangi penderitaan sesama.

Kalau lalang: adalah mereka yang tidak rela menyibukkan diri untuk melayani sesama, melainkan mereka menguasai sesama demi kepentingan sendiri.

Itu bisa terjadi dalam Komunitas Yesus.

Lalu anggota komunitas Yesus yang merasa benar, mau mencabut lalang di antara mereka, mau mengusir orang yang mereka tidak anggap pantas.

lalang gandumgJadi tujuan perumpamaan pertama ini adalah agar komunitas Yesus jangan melayani godaan pertama: yaitu membentuk kelompok orang benar dalam Gereja yang mengucilkan, orang yang mereka anggap lalang. – Jangan: sulit membedakan lalang dari gandum. Hanya Bapa di surga, tahu mana gandum mana lalang. Serahkanlah urusan ini kepada Dia.

Perumpamaan kedua – godaan kedua

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya.

Acuannya kepada nabi Yeheskiel. Yeheskiel berbicara tentang kerajaan Israel dan menggambarkan kerajaan Israel seumpama pucuk pohon cemara yang tinggi, cemara adalah raja segala pohon, yang ditanam di gunung yang menjulang ke awan dan segala macam burung akan bernaung di bawah cabang-cabangnya.

Dalam budaya orang Israel burung-burung adalah jenis binatang yang paling tidak berguna, dan suka dipakai sebagai lambang semua bangsa kafir. Semua bangsa akan ditaklukkan oleh bangsa Israel segala macam burung akan bernaung di bawah cabang-cabangnya, di bawah kekuasaan Israel semua bangsa akan mendapat habitatnya. Itulah mimpi Israel.

Yesus tidak berbicara tenang kerajaan israel, melainkan tentang kerajaan Allah, komunitas murid-muridnya di dunia, yang akan seperti biji sesawi, sayuran yang ditanam dikebun samping rumah.

rich manItulah godaan kedua bagi komunitas Yesus: membuat sesuatu yang menghebohkan: sarana kesehatan, pendidikan, organisasi supaya dikagumi orang. Mempergunakan uang dan sarana yang mewah sebagai jalan untuk mengembangkan Kerajaan Allah dan Gereja.

Tujuan Perumpamaan kedua – biji sesawi – diucapkan oleh Yesus agar komunitasnya tahu menolak godaan kedua  itu, sebab bagi Yesus Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, seperti sayur yang ditanam di kebun di samping rumah.

Perumpamaan ketiga – godaan ketiga

 “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.”

perumpamaan-ragi-mat-13Tepung terigu tiga sukat. Apa sukat itu dan mengapa 3 sukat?

(EFA) Satu Sukat berarti sebesar 13 kg. 3 sukat sekitar 40 kilo tepung.

Itu ukuran yang berlebih-lebihan sebab bisa dibuat roti untuk 150/200 org.

Nah, ukuran yang berlebih-lebihan ada kaitan dengan orang yang putus asa/ yang kehilangan harapan.

  • Acuannya pertama: Kej 18:6 Abraham dan Sara sdh tua dan tanpa keturunan. Mereka tidak punya harapan lagi, putus asa. Akan tetapi mereka didatangi  3 orang tamu yang tidak dikenal. Abraham menyambut mereka dengan penuh hormat dan mempersilahkan mereka makan bersama dia. Abraham pergi kepada Sara dan berkata,”Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!” – Orang yang menurut manusia tidak punya harapan lagi, putus asa, dibawa berita sukacita oleh ke 3 tamu itu: meski usia tua, mereka akan dapat keturunan.
  • Acuan ke 2: (Hakim 6:19) Gideon, yang putus asa, karena bangsa Israel masih diperbudak. Ia menerima berita dari malaikat Tuhan, bahwa Israel akan merdeka. Lalu  Gideon masak kambing dan roti yang tidak beragi dari 40 tepung;
  • Acuan ke 3 : kepada Anna, putu asa karena mandul. Ia dapat Samuel. Lalu ia pun masak 40 kg tepung.

Yesus menceritakan perumpamaan ketiga ini bagi komunitasnya agar komunitasnya menghindari godaan ketiga: jangan putus asa kalau belum melihat hasilnya atau hasilnya sangat minim, sebab Kerajaan surga-Allah hadir dan bekerja dengan gaya biji gandum, biji sesawi dan ragi.

Biji gandum, biji sesawi dan ragi mengandung kekuatan yang luar biasa, tetapi untuk berkembang membutuhkan proses lama; tidak dapat dipaksa.

Kesimpulan:

Ketiga perumpamaan ini diberikan oleh Yesus sebagai bekal untuk menghadapi tiga jenis godaan yang dialami oleh komunitas murid-muridNya, oleh Gereja

  1. Godaan pertama: Membentuk kelompok orang benar dalam Gereja dan  mengucilkan orang berdosa (Mat 13:24-30 benih yang baik dan lalang).
  2. Godaan kedua: mempergunakan uang dan sarana yang mewah sebagai jalan untuk mengembangkan Kerajaan Allah dan Gereja. (Mat 13:31-32 biji sesawi).
  3. Godaan ketiga: Putus asa karena hasilnya tak nampak (Mat 13:33 ragi) tapi pasti ada sebab Kerajaan surga atau kerajaan Allah hadir dan bekerja dengan gaya biji gandum, biji sesawi dan ragi.

Biji gandum, biji sesawi dan ragi mengandung kekuatan yang luar biasa, tetapi untuk berkembang membutuhkan proses lama; tidak dapat dipaksa. Dibutuhkan kesabaran.

  • Sabar dengan diri kita sendiri, sabar dengan sesama dan sabar dengan Allah.
  • Jangan mengadili diri sendiri dan jangan mengadili sesama, sebab biji gandum, biji sesawi dan ragi bekerja dengan pasti,

Ajarannya untuk kita sebagai pribadi, sebagai keluarga, sebagai stasi:

  • supaya kita jangan sampai melayani ke 3 godaan itu, yakin dan percaya bahwa
  • biji gandum, biji sesawi dan ragi sedang aktif, meski kelihatannya lain.

 

 P Otello Pancani, SX – Homily Misa Minggu Biasa 16 Thn A, 20 Jul 2014

Tinggalkan komentar

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.